PREVIEW
Ketiga pemuda itu hanya diam. ‘apa mereka tuli atau
gila?’ tanyanya dalam hati sambil berlalu, menuju kasir, kemudian menghilang
keluar minimarket.
“kalian lihat itu?
Kalian berhutang banyak padaku” chanyeol bicara dengan wajah masih heran
terpaku dengan apa yang dialaminya barusan.
--
RED HOT CHAP 2
Hari
ini pun chanyol masih termenung, menunggu sambil menyeruput ramennya disebuah
minimarket. Yaa, minimarket favoritnya, tempat dia dan gadis merah itu bertemu.
“Apa
yang sebenarnya kulakukan disini, seperti orang bodoh saja?” gumam chanyeol
“Jodoh
apanya huuhh?” dengan kecewa chanyeol meninggakan minimarket itu, wajar saja
dia kecewa karena sudah seminggu ini dia menunggu gadis merah itu tapi nihil.
--
“Ayah,
hari ini aku ingin jalan-jalan, tapi tolong jangan kau suruh pengawalmu
mengikutiku lagi” protes jasmine karena selalu dianggap anak-anak oleh ayahnya.
“Aku
hanya ingin kau terlindungi jasmine sayang” ayahnya mencium kening jasmine
sambil tersenyum.
“tapi
ayah, aku bukan anak kecil lagi kan, di Jakarta pun aku sering pergi sendirian,
ayah jangan meremehkan ku yaa, apa ayah lupa siapa aku ..”
“ayah
tau, aku kan anak ayah yang paling manis bukan ?” ujar ayahnya merayu jasmine
yang sedang kesal. Jasmine pergi kekamar dan mengambil sesuatu berwarna emas.
“ohh
come on ayah, i have a lot of medals in my room, remember?” sambil menunjukkan
salah satu medali emasnya. Yaa, jasmine adalah atlit bela diri. Sebenarnya dia
sangat pandai dalam hal apapun, baik dalam hal akademik maupun non-akademik.
Karena sifat ambisiusnya yang tidak pernah ingin menjadi nomor 2, menjadikannya
sangat kompetitif.
“Tidak
bisakah kalian bertengkar ditempat lain? Makan saja sarapan kalian” Ibu jasmine
menyela dengan ketusnya. Jasmine dan ayahnya bertatapan selama 2 detik,
kemudian mereka bertiga tertawa bersama.
“hahhaa
mom kau tak cocok menjadi antagonis” tawa jasmine disertai anggukan ayahnya
setuju.
“By
the way, ayah sudah menyiapkan sesuatu untuk hari ulang tahun ke-17 mu jasmine,
sesuatu yang akan membuat kau terkejut” ucap ayahnya.
“Apa
itu ? tanya jasmine penasaran.
“......”
--
Setelah
pelajaran selesai, chanyeol menatap tajam kedua sahabatnya, baekhyun dan ooh
sehun
“Apa
? kenapa ?” tanya baekhyun curiga
“ohh
tidak tidak tidak, ke minimarket itu lagi? Tidak tidak tidak” lanjut baekhyun.
“yaaak
park chanyeol, apa sebenarnya yang ada dikepalamu” sehun menimpali.
“sudah
seminggu ini kau seperti orang gila, kau bahkan berhenti memukuli orang”
baekhyun heran.
“Aku
hanya ingin membuktikan, apakah yang dikatakan peramal itu benar, itu saja!”
chanyeol mulai melakukan pembelaan.
“jangan
bilang kau tertarik dengan gadis itu huuh” mendengar pertanyaan sehun, chanyeol
hanya diam.
‘apa
benar aku tertarik dengan gadis itu’ gumamnya dalam hati.
Sedikit
kecewa dengan sikap kedua sahabatnya, chanyeol akhirnya mampir ke sebuah tempat
game online.
‘untuk
apa aku memikirkan gadis itu huh, lebih baik kita bersenang-senang’ gumam
chanyeol dalam hati
‘tunggu
!! apa aku bilang aku memikirkan gadis itu? Ohh, sepertinya aku memang benar
sudah gila’ chanyeol mencoba menyanggah perasaannya sendiri. Dia memang
tertarik dengan gadis itu.
Seperti
biasa, ketika masuk tempat itu semua mata tertuju pada chanyeol. Tidak heran
karena chanyeol sangat terkenal dikalangan remaja di seoul karena kaya dan
sangat berandalan. Tapi sudah seminggu ini dia memang seperti orang gila, tidak
melakukan kegiatan berandalannya.
“ehh
itu chanyeol, lihat dia kenapa lesu seperti itu, dia bahkan tidak memukuli
orang lagi, apakah dia sudah berubah” tanya seseorang kepada temannya.
“bodoh,
apabila suaramu terdengar olehnya, habislah kau” mereka berdua langsung
menghentikan pembicaraan dan melanjutkan bermain.
‘apa-apaan
sih mereka berisik sekali, ini tempat game online bodoh, kau harus
berkonsentrasi!’ ujar seorang wanita yang sedaritadi sedang asik bermain di
pojok.
Mendengar
hal itu, chanyeol hanya diam. Dia mulai menyalakan komputernya dan mulai
bermain. Salah satu alasan chanyeol terkenal dikalangan remaja juga karena
keterampilan bermain game online nya. Dia bahkan belum pernah terkalahkan
dengan siapapun.
Dalam
permainannya, biasanya chanyeol tidak pernah bertemu dengan musuh yang berarti
tapi kali ini berbeda.
“siapa
orang ini, bisa-bisanya dia menghalangiku” gumam chanyeol kesal
“apaaaa???
Strategiku bisa dipatahkan olehnya”
“Sial
siapa orang ini, dia bahkan bisa menahan serangan ku” chanyeol mulai mengumpat
tidak keruan.
“rasakan
ini bodoh!!” sambil tersenyum licik pada komputer chanyeol merasakan ada yang
bergerak dibawah kakinya.
“kenapa
dia diam? Apa-apaan ini” ujar chanyeol kesal karena musuhnya disebelah sana
tidak merespon serangannya. Chanyeol mulai merasakan ada yang memegang-megang
kakinya. Sepertinya telah habis kesabarannya karena telah dikalahkan dalam
game, lalu melihat dikakinya ada seseorang yang bersimpuh.
“SIAPA
KAU ?!!!” teriak chanyeol, tangannya mengepal ingin mendaratkan bogem mentah
kearah orang itu.
“sssttttttt
jangan berisik, aku Jasmine” ujar wanita itu dengan telunjuk diposisikan
kemulutnya.
--
Seorang
gadis, seorang gadis dengan mata lebar yang indah, rambut hitam panjang, hidung
mancung dan pipi yang agak tembem. ‘Gadis ini tidak salah lagi, Ini gadis merah
yang aku cari’ gumam chanyeol dalam hati. Chanyeol hanya diam menatap gadis ini
selama beberapa detik. ‘sungguh gadis yang cantik’.
Lamunannya
buyar saat jasmine menarik tangannya, sehingga mereka sama-sama berjongkok.
“hey,
bisakah kau lihat keatas, apakah ada pria berjas hitam menuju kesini?” chanyeol
yang sudah sadar dari lamunannya segera melihat sekitar.
“mereka
sepertinya menuju lantai 2, memangnya mereka siapa?” mendengar hal itu jasmine
bergegas meninggalkan tempat itu. Tapi tangan chanyeol menahannya.
“mau
kemana kau ?” teriak chanyeol membuat semua mata tertuju padanya, begitu pula
dengan sekelompok pria berjas hitam itu.
“Oh
god, mereka melihatku” tanpa pikir panjang jasmine langsung menarik tangan
chanyeol bersamanya.
Mereka
berdua mulai berlari meninggalkan tempat itu, berbelok-belok dari satu gang ke
gang lain masih dengan tangan yang bergandengan. Dari jauh mereka melihat pria
berjas hitam tersebut masih mengejar mereka, dan jasmine mulai kebingungan
harus kemana lagi dia berlari. Melihat hal tersebut chanyeol mengambil alih
kemudi, dia menarik tangan jasmine lebih erat dan menunjukan jalan ke sebuah
tempat yang aman.
Dengan
nafas tersengal mereka berhenti disebuah minimarket, chanyeol memakaikan jaket
bertudung yang dibawanya pada jasmine, lalu berlari menyiapkan dua buah ramen.
Jasmine hanya melotot bingung.
“Dengan
begini mereka hanya akan mengira kita pasangan miskin yang sedang makan malam”
ujar chanyeol dengan percaya diri.
“beraktinglah
dengan baik” tambah chanyeol
Jasmine
hanya mengangguk, menuruti apa yang dikatakan chanyeol. Mereka mulai memakan
ramen mereka ketika para pria berjas hitam tersebut lewat didepan minimarket
mencari-cari sosok jasmine tiba-tiba kedua tangan chanyeol meraih wajah
jasmine, mendekatkan wajahnya ke wajah jasmine. Berakting seperti sepasang
kekasih yang tengah berciuman.
Wajah
mereka sangat dekat, dan bibir mereka hanya berjarak satu senti saja. Chanyeol
menatap jasmine lekat-lekat, melihat setiap sudut wajah jasmine sambil
tersenyum, matanya, bibir mungil dan pipi dengan semburat pink, ‘sungguh gadis
yang cantik’ gumam chanyeol dalam hati.
Mata
jasmine melebar, bibirnya terkatup diam membeku, pipinya mulai keluar semburat
merah. Belum pernah ada pemuda yang melakukan ini padanya, menatapnya sedekat
ini. Jantungnya berdegup kencang.
Setelah
beberapa menit jasmine terpenjara dalam situasi yang aneh itu, akhirnya para
pria berjas hitam tersebut pergi dari minimarket itu.
“a..a..yaa
waeireyeo?” jasmine langsung melepaskan tangan chanyeol yang berada diwajahnya.
“apaa?
Aku hanya membantumu lepas dari pria-pria itu” Chanyeol hanya tersenyum,
memandang gadis itu sadar kalau pipinya mulai memerah.
“sebenarnya
siapa mereka ?” tanya chanyeol memecah keheningan.
“a..aahh
mereka, hanya suruhan ayahku” jawab jasmine gugup, dia menghindari tatapan
chanyeol.
Tapi
karena dia merasa sangat kelaparan setelah berjam-jam bermain game, Jasmine
memutuskan untuk menghabiskan ramennya, tapi rambut poni panjangnya membuatnya
sedikit kesulitan saat ingin menyeruput ramennya, dia harus memegang poninya
terus.
Melihat
hal tersebut, chanyeol hanya tersenyum lalu bergegas mencari-cari suatu benda
dilorong minimarket itu, sampai akhirnya dia menemukannya dan kembali duduk
disebelah jasmine. Satu tangan chanyeol merengkuh pipi jasmine, dan memakaikan
jepit rambut diponi jasmine. Mata jasmine yang lebar semakin melebar dengan
sikap chanyeol.
“pakailah”
ujar chanyeol sambil tersenyum, membuat pipi jasmine kembali memerah.
“heii,
sepertinya kita belum berkenalan dengan baik kan? aku Chanyeol .. Park
Chanyeol.”
“aku
Jasmine, Lee Jasmine” jasmine segera menghabiskan ramennya.
“te..terima
kasih atas makanannya” jasmine langsung berdiri dengan gugup dan bergegas pergi
tapi lagi-lagi chanyeol menarik tangannya.
“a..aahh
aku lupa, terima kasih atas bantuanmu, aku sangat tertolong, tapi sekarang aku
harus pulang” jawab jasmine sambil melepas pegangan tangan chanyeol, kemudian
menghilang dibalik pintu.
“astaga,
mengapa dia sangan lucu” saat chanyeol masih tersenyum-senyum dengan apa yang
terjdi tadi, dia melihat gadis itu kembali kehadapannya.
“aah
itu, sejujurnya aku tidak tau ini dimana, aku tidak tau jalan pulang” ujar
jasmine sambil menggaruk lehernya yang sebenarnya tidak gatal.
‘malam
ini akan menjadi malam yang sangat panjang, jasmine......’
--
15
Juli 2015, Jam 21.00
“Aku
pulaaaannggg ... aaakkkkk” jasmine teriak karena kaget tiba-tiba ayah dan oppa
nya, jonathan sudah menunggu dibalik pintu dan menatapnya dengan death-glare
nya.
“mengapa
kalian mengagetkanku” protes jasmine. Ayah dan oppa nya bergeming tetap pada
posisi dan tatapan mematikannya.
“a..a..aahh
emm baiklah, aku minta maaf, aku hanya bermain game-online sa...” belum sempat
jasmine bicara, ayahnya memotongnya.
“siapa
dia?” tanya ayah jasmine
“d..dia?
apa maksut ayah?” jasmine menjawabnya dengan gugup.
“laki-laki
yang menggandeng tanganmu, berlari menghindari pengawal ayah. Siapa dia?”
tatapan ayahnya semakin menghakimi.
“a..ahh
dia, d..dia hanya pemuda yang baru ku kenal”
“apaa?
kau bahkan baru mengenalnya? Berani-beraninya dia memegang tanganmu, biar
kuhajar dia besok!! Apa dia juga yang mengantarmu pulang ? bersekolah dimana
dia?” sungguh pertanyaan yang bertubi-tubi membuat jasmine bingung.
“iaa
oppa, dia yang mengantarku pulang”
“lagipula
kenapa ayah mengirimkan pengawal ayah lagi ? aku kan sudah bilang jangan suruh
mereka mengawasiku lagi? Beruntung aku bertemu chanyeol sehingga aku bisa kabur
dari pengawasan pengawal ayah” jasmine berlalu, meninggalkan ayah dan oppanya.
‘jadi
namanya chanyeol.....’
TBC
--
Tidak ada komentar:
Posting Komentar