Minggu, 22 November 2015

RED HOT CHAPTER 2


PREVIEW
Ketiga pemuda itu hanya diam. ‘apa mereka tuli atau gila?’ tanyanya dalam hati sambil berlalu, menuju kasir, kemudian menghilang keluar minimarket.
“kalian lihat itu? Kalian berhutang banyak padaku” chanyeol bicara dengan wajah masih heran terpaku dengan apa yang dialaminya barusan.
--

RED HOT CHAP 2



Hari ini pun chanyol masih termenung, menunggu sambil menyeruput ramennya disebuah minimarket. Yaa, minimarket favoritnya, tempat dia dan gadis merah itu bertemu.

“Apa yang sebenarnya kulakukan disini, seperti orang bodoh saja?” gumam chanyeol

“Jodoh apanya huuhh?” dengan kecewa chanyeol meninggakan minimarket itu, wajar saja dia kecewa karena sudah seminggu ini dia menunggu gadis merah itu tapi nihil.
--


“Ayah, hari ini aku ingin jalan-jalan, tapi tolong jangan kau suruh pengawalmu mengikutiku lagi” protes jasmine karena selalu dianggap anak-anak oleh ayahnya.

“Aku hanya ingin kau terlindungi jasmine sayang” ayahnya mencium kening jasmine sambil tersenyum.

“tapi ayah, aku bukan anak kecil lagi kan, di Jakarta pun aku sering pergi sendirian, ayah jangan meremehkan ku yaa, apa ayah lupa siapa aku ..”

“ayah tau, aku kan anak ayah yang paling manis bukan ?” ujar ayahnya merayu jasmine yang sedang kesal. Jasmine pergi kekamar dan mengambil sesuatu berwarna emas.

“ohh come on ayah, i have a lot of medals in my room, remember?” sambil menunjukkan salah satu medali emasnya. Yaa, jasmine adalah atlit bela diri. Sebenarnya dia sangat pandai dalam hal apapun, baik dalam hal akademik maupun non-akademik. Karena sifat ambisiusnya yang tidak pernah ingin menjadi nomor 2, menjadikannya sangat kompetitif.

“Tidak bisakah kalian bertengkar ditempat lain? Makan saja sarapan kalian” Ibu jasmine menyela dengan ketusnya. Jasmine dan ayahnya bertatapan selama 2 detik, kemudian mereka bertiga tertawa bersama.

“hahhaa mom kau tak cocok menjadi antagonis” tawa jasmine disertai anggukan ayahnya setuju.

“By the way, ayah sudah menyiapkan sesuatu untuk hari ulang tahun ke-17 mu jasmine, sesuatu yang akan membuat kau terkejut” ucap ayahnya.

“Apa itu ? tanya jasmine penasaran.

“......”
--


Setelah pelajaran selesai, chanyeol menatap tajam kedua sahabatnya, baekhyun dan ooh sehun

“Apa ? kenapa ?” tanya baekhyun curiga

“ohh tidak tidak tidak, ke minimarket itu lagi? Tidak tidak tidak” lanjut baekhyun.

“yaaak park chanyeol, apa sebenarnya yang ada dikepalamu” sehun menimpali.

“sudah seminggu ini kau seperti orang gila, kau bahkan berhenti memukuli orang” baekhyun heran.

“Aku hanya ingin membuktikan, apakah yang dikatakan peramal itu benar, itu saja!” chanyeol mulai melakukan pembelaan.

“jangan bilang kau tertarik dengan gadis itu huuh” mendengar pertanyaan sehun, chanyeol hanya diam.

‘apa benar aku tertarik dengan gadis itu’ gumamnya dalam hati.

Sedikit kecewa dengan sikap kedua sahabatnya, chanyeol akhirnya mampir ke sebuah tempat game online.

‘untuk apa aku memikirkan gadis itu huh, lebih baik kita bersenang-senang’ gumam chanyeol dalam hati

‘tunggu !! apa aku bilang aku memikirkan gadis itu? Ohh, sepertinya aku memang benar sudah gila’ chanyeol mencoba menyanggah perasaannya sendiri. Dia memang tertarik dengan gadis itu.

Seperti biasa, ketika masuk tempat itu semua mata tertuju pada chanyeol. Tidak heran karena chanyeol sangat terkenal dikalangan remaja di seoul karena kaya dan sangat berandalan. Tapi sudah seminggu ini dia memang seperti orang gila, tidak melakukan kegiatan berandalannya.

“ehh itu chanyeol, lihat dia kenapa lesu seperti itu, dia bahkan tidak memukuli orang lagi, apakah dia sudah berubah” tanya seseorang kepada temannya.

“bodoh, apabila suaramu terdengar olehnya, habislah kau” mereka berdua langsung menghentikan pembicaraan dan melanjutkan bermain.

‘apa-apaan sih mereka berisik sekali, ini tempat game online bodoh, kau harus berkonsentrasi!’ ujar seorang wanita yang sedaritadi sedang asik bermain di pojok.

Mendengar hal itu, chanyeol hanya diam. Dia mulai menyalakan komputernya dan mulai bermain. Salah satu alasan chanyeol terkenal dikalangan remaja juga karena keterampilan bermain game online nya. Dia bahkan belum pernah terkalahkan dengan siapapun.

Dalam permainannya, biasanya chanyeol tidak pernah bertemu dengan musuh yang berarti tapi kali ini berbeda.

“siapa orang ini, bisa-bisanya dia menghalangiku” gumam chanyeol kesal

“apaaaa??? Strategiku bisa dipatahkan olehnya”

“Sial siapa orang ini, dia bahkan bisa menahan serangan ku” chanyeol mulai mengumpat tidak keruan.

“rasakan ini bodoh!!” sambil tersenyum licik pada komputer chanyeol merasakan ada yang bergerak dibawah kakinya.

“kenapa dia diam? Apa-apaan ini” ujar chanyeol kesal karena musuhnya disebelah sana tidak merespon serangannya. Chanyeol mulai merasakan ada yang memegang-megang kakinya. Sepertinya telah habis kesabarannya karena telah dikalahkan dalam game, lalu melihat dikakinya ada seseorang yang bersimpuh.

“SIAPA KAU ?!!!” teriak chanyeol, tangannya mengepal ingin mendaratkan bogem mentah kearah orang itu.

“sssttttttt jangan berisik, aku Jasmine” ujar wanita itu dengan telunjuk diposisikan kemulutnya.
--


Seorang gadis, seorang gadis dengan mata lebar yang indah, rambut hitam panjang, hidung mancung dan pipi yang agak tembem. ‘Gadis ini tidak salah lagi, Ini gadis merah yang aku cari’ gumam chanyeol dalam hati. Chanyeol hanya diam menatap gadis ini selama beberapa detik. ‘sungguh gadis yang cantik’.

Lamunannya buyar saat jasmine menarik tangannya, sehingga mereka sama-sama berjongkok.

“hey, bisakah kau lihat keatas, apakah ada pria berjas hitam menuju kesini?” chanyeol yang sudah sadar dari lamunannya segera melihat sekitar.

“mereka sepertinya menuju lantai 2, memangnya mereka siapa?” mendengar hal itu jasmine bergegas meninggalkan tempat itu. Tapi tangan chanyeol menahannya.

“mau kemana kau ?” teriak chanyeol membuat semua mata tertuju padanya, begitu pula dengan sekelompok pria berjas hitam itu.

“Oh god, mereka melihatku” tanpa pikir panjang jasmine langsung menarik tangan chanyeol bersamanya.

Mereka berdua mulai berlari meninggalkan tempat itu, berbelok-belok dari satu gang ke gang lain masih dengan tangan yang bergandengan. Dari jauh mereka melihat pria berjas hitam tersebut masih mengejar mereka, dan jasmine mulai kebingungan harus kemana lagi dia berlari. Melihat hal tersebut chanyeol mengambil alih kemudi, dia menarik tangan jasmine lebih erat dan menunjukan jalan ke sebuah tempat yang aman.

Dengan nafas tersengal mereka berhenti disebuah minimarket, chanyeol memakaikan jaket bertudung yang dibawanya pada jasmine, lalu berlari menyiapkan dua buah ramen. Jasmine hanya melotot bingung.

“Dengan begini mereka hanya akan mengira kita pasangan miskin yang sedang makan malam” ujar chanyeol dengan percaya diri.

“beraktinglah dengan baik” tambah chanyeol

Jasmine hanya mengangguk, menuruti apa yang dikatakan chanyeol. Mereka mulai memakan ramen mereka ketika para pria berjas hitam tersebut lewat didepan minimarket mencari-cari sosok jasmine tiba-tiba kedua tangan chanyeol meraih wajah jasmine, mendekatkan wajahnya ke wajah jasmine. Berakting seperti sepasang kekasih yang tengah berciuman.

Wajah mereka sangat dekat, dan bibir mereka hanya berjarak satu senti saja. Chanyeol menatap jasmine lekat-lekat, melihat setiap sudut wajah jasmine sambil tersenyum, matanya, bibir mungil dan pipi dengan semburat pink, ‘sungguh gadis yang cantik’ gumam chanyeol dalam hati.

Mata jasmine melebar, bibirnya terkatup diam membeku, pipinya mulai keluar semburat merah. Belum pernah ada pemuda yang melakukan ini padanya, menatapnya sedekat ini. Jantungnya berdegup kencang.

Setelah beberapa menit jasmine terpenjara dalam situasi yang aneh itu, akhirnya para pria berjas hitam tersebut pergi dari minimarket itu.

“a..a..yaa waeireyeo?” jasmine langsung melepaskan tangan chanyeol yang berada diwajahnya.

“apaa? Aku hanya membantumu lepas dari pria-pria itu” Chanyeol hanya tersenyum, memandang gadis itu sadar kalau pipinya mulai memerah.

“sebenarnya siapa mereka ?” tanya chanyeol memecah keheningan.

“a..aahh mereka, hanya suruhan ayahku” jawab jasmine gugup, dia menghindari tatapan chanyeol.

Tapi karena dia merasa sangat kelaparan setelah berjam-jam bermain game, Jasmine memutuskan untuk menghabiskan ramennya, tapi rambut poni panjangnya membuatnya sedikit kesulitan saat ingin menyeruput ramennya, dia harus memegang poninya terus.

Melihat hal tersebut, chanyeol hanya tersenyum lalu bergegas mencari-cari suatu benda dilorong minimarket itu, sampai akhirnya dia menemukannya dan kembali duduk disebelah jasmine. Satu tangan chanyeol merengkuh pipi jasmine, dan memakaikan jepit rambut diponi jasmine. Mata jasmine yang lebar semakin melebar dengan sikap chanyeol.

“pakailah” ujar chanyeol sambil tersenyum, membuat pipi jasmine kembali memerah.

“heii, sepertinya kita belum berkenalan dengan baik kan? aku Chanyeol .. Park Chanyeol.”

“aku Jasmine, Lee Jasmine” jasmine segera menghabiskan ramennya.

“te..terima kasih atas makanannya” jasmine langsung berdiri dengan gugup dan bergegas pergi tapi lagi-lagi chanyeol menarik tangannya.

“a..aahh aku lupa, terima kasih atas bantuanmu, aku sangat tertolong, tapi sekarang aku harus pulang” jawab jasmine sambil melepas pegangan tangan chanyeol, kemudian menghilang dibalik pintu.

“astaga, mengapa dia sangan lucu” saat chanyeol masih tersenyum-senyum dengan apa yang terjdi tadi, dia melihat gadis itu kembali kehadapannya.

“aah itu, sejujurnya aku tidak tau ini dimana, aku tidak tau jalan pulang” ujar jasmine sambil menggaruk lehernya yang sebenarnya tidak gatal.

‘malam ini akan menjadi malam yang sangat panjang, jasmine......’

--


15 Juli 2015, Jam 21.00

“Aku pulaaaannggg ... aaakkkkk” jasmine teriak karena kaget tiba-tiba ayah dan oppa nya, jonathan sudah menunggu dibalik pintu dan menatapnya dengan death-glare nya.

“mengapa kalian mengagetkanku” protes jasmine. Ayah dan oppa nya bergeming tetap pada posisi dan tatapan mematikannya.

“a..a..aahh emm baiklah, aku minta maaf, aku hanya bermain game-online sa...” belum sempat jasmine bicara, ayahnya memotongnya.

“siapa dia?” tanya ayah jasmine

“d..dia? apa maksut ayah?” jasmine menjawabnya dengan gugup.

“laki-laki yang menggandeng tanganmu, berlari menghindari pengawal ayah. Siapa dia?” tatapan ayahnya semakin menghakimi.

“a..ahh dia, d..dia hanya pemuda yang baru ku kenal”

“apaa? kau bahkan baru mengenalnya? Berani-beraninya dia memegang tanganmu, biar kuhajar dia besok!! Apa dia juga yang mengantarmu pulang ? bersekolah dimana dia?” sungguh pertanyaan yang bertubi-tubi membuat jasmine bingung.

“iaa oppa, dia yang mengantarku pulang”

“lagipula kenapa ayah mengirimkan pengawal ayah lagi ? aku kan sudah bilang jangan suruh mereka mengawasiku lagi? Beruntung aku bertemu chanyeol sehingga aku bisa kabur dari pengawasan pengawal ayah” jasmine berlalu, meninggalkan ayah dan oppanya.

‘jadi namanya chanyeol.....’


TBC
--

Tidak ada komentar:

Posting Komentar